Sunday, December 8, 2013

BISNIS APAPUN BISA BANKRUT

 Tiada yang abadi di dunia ini. Yang ada, PERUBAHAN. 
 
Tulisan ini menyoroti aspek lain dari suatu bisnis, aspek risiko bankrupt yang mana semua investor atau businessman tidak mengharapkan terjadi kegagalan bisnis bahkan sampai bankrupt total. 

Sebagai investor atau businessman apakah anda siap menghadapi kenyataan pahit tersebut? Mau atau tidak, inilah suatu kenyataan yang bisa terjadi untuk semua bisnis. Yang ada hanya perubahan. Oleh karena itu investor atau businessman setelah menginvestasikan dananya atau berada paa jajaran suatu binsis hanyalah berusaha untuk memaksimalkan keuntungan/profit  di satu sisi dan sebaliknya meminimalisasi kerugian di sisi yang lain.  Bahwasannya dalam perjalanan bisnisnya terjadi kegagalan total atau kerennya bankrupt total, investor atau pebisnisnya tidak kaget atau lebih parah lagi stress berat.  Tidak ada yang abadi, bisnis pun demikian. Semua bisnis bisa bankrupt.
Banktuptnya suatu bisnis  dapat disebabkan oleh banyak faktor: 

1.     Kurang Fokus: 


Begitu semangatnya, Abe, menjalankan beberapa kegiatan bisnis sekaligus.
“Saya bekerja di perusahaan swasta dengan gaji 5 juta per bulan. Umur saya 26 dan masih single. Saya punya tanggungan di rumah, yaitu membiayai adik sekolah dan membayar cicilan utang orang tua. Totalnya Rp 2,5-3 juta. Dengan kondisi itu, saya mencoba untuk usaha. Saat ini jual keripik pedas, bikin t-shirt sesuai order, bikin batik desain sendiri (sekarang lagi proses pembuatan dengan proses printing). Usaha mempromosikan wajik hasil olahan orang tua juga sedang saya usahakan untuk promosi ke luar kota.”

Suatu saat, tanpa dikira sebelumnya, Abe dipecat dari perusahaan ia bekerja, sementara itu bisnis-bisnis lain yang dijalankannya pun perlahan tapi pasti kekurangan pelanggan dan akhirnya tidak ada satu pun pelanggan lagi. Bisnis-bisnis tersebut di atas akhirnya macet total.

Walaupun sebagian orang ada yang mampu menjalankan beberapa bisnis secara paralel, terminologi “One step at a time” masih merupakan yang terbaik agar bisnis maksimal.

2.     Kurang/tidak tekun: 


Setelah bergabung dengan bisnis jaringan yang dikenalnya, Andi duduk pangku kaki, sambil mengharapkan bahwa bulan berikutnya atau bahkan setiap harinya ia akan mendapatkan income dari bisnis jaringan tersebut, sesuai dengan janji dari bisnis networking tersebut. Andi tidak menekuni usaha pengembangan jaringannya. 

Bisnis jaringan tidak dapat berkembang sendiri. Andi yang seharusnya  berusaha sekuat kemampuan untuk membentuk jaringan dan memotivasi peserta jaringan tersebut untuk melakukan duplikasi jaringan. 

3.     Tidak Sabar


Setelah menamatkan kuliahnya di sebuah Universitas ternama di Bandung, Andi melamar dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan X. Soal standar gaji ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Andi dalam hatinya sebenarnya tidak setuju dengan ketentuan perusahaan tersebut, namun ia mau mencoba-coba bekerja. Hanya dalam waktu dua bulan Andi memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan di perusahaan tersebut, karena menurutnya apa yang diberikan oleh perusahaan tidak setara dengan kwalifikasi pendidikannya. Ani lalu berpindah ke perusahaan Y. Di perusahaan Y pun ia hanya bekerja kurang lebih dua bulan, dengan alasan yang sama di atas. I alalu pindah ke perusahaan lain lagi. Hitung-hitung sudah setahun ini Andi sudah berpindah 6 kali. 

Pertanyaan saya: kapan Andi bisa mendapatkan gaji yang sesuai dengan harapannya? Kalau terus berpindah-pindah seperti kutu loncat maka yang jelas Andi tidak akan memperoleh gaji yang besar seperti diharapkan.elama menjadi pekerja di perusahaan orang lain, maka pemilik perusahaan itulah yang menentukan berapa yang harus diterima.
Kalau andi merasa bahwa tamat dari suatu universitas ternama di Bandung, maka Andi yang harus menciptakan pekerjaan bagi orang lain. 

4.     Tidak memiliki target dan strategi dalam menjalankan bisnisnya


Artikel terkait: Targeting dalam trading

5.     Tidak tahu bisnis (tapi mau coba-coba): 


Pada era profesionisme sekarang ini, anda sebagai seorang yang mau berbisnis perlu tahu seluk beluknya. Kalau tidak tahu apa bisnis anda secara mendalam, maka sebaiknya tidak usah mencoba berbisnis. Anda mungkin berkata dan bertindak seperti orang yang profesional di bidang bisnis, tapi apa anda akan bertahan bila mengalami keadaan sulit atau risiko gagal bisnis? Hanya orang yang profesional yang dapat bertahan. 

6.     Tidak dibarengi dengan doa

Apa kaitan antara doa dan bisnis? Bagi orang Indonesia yang dikenal hidup keagamaannya kuat, maka usaha apa pun tentu dibarengi dengan doa. Kalau tidak dibarengi dengan doa, maka bersiaplah untuk menerima kenyataan bahwa usaha bisnis anda gagal. Ora et Labora.

Demikianlah beberapa gagasan.
Semoga artikel ini memberikan inspirasi.

 ==============================
Pertimbangkanlah secara matang bila anda akan memulai trading forex. Forex trading memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi. Anda bisa kehilangan dana dalam jumlah besar bahkan hingga seluruhnya. Kami tidak bertindak atas nama pialang berjangka manapun dalam melakukan trading forex.