Tuesday, September 20, 2011

PENGARUH KRISIS EKONOMI EROPA DAN AMERIKA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA


Maju dan mundurnya perkembangan ekonomi Indonesia berkaitan erat dengan perekonomian global terutama di Eropa dan Amerika. Dampak krisis keuangan yang kini melilit negara-negara di Benua Eropa dan Amerika Serikat memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pereknomian di tanah air Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi usai dialog antara pemerintah dan Apindo di ruang sidang utama Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa, mengatakan dunia usaha kini sudah merasakan penciutan pasar karena menurunnya pesanan eksppor.
Lebih lanjut Sofjan mengatakan "karena masih ada kontrak-kontrak seperti batu bara dan lain-lain itu sampai akhir tahun ini. Tetapi, tahun depan kita tidak tahu, jadi harus jaga-jaga kalau `market`-nya turun bagaimana,"
Menurut Sofjan, dampak krisis yang terjadi sekarang bisa lebih buruk karena sudah menyeret perekonomian negara pada kebangkrutan seperti yang terjadi di Yunani. Krisis, lanjut dia, tidak hanya terjadi pada lingkup perusahaan yang bisa diatasi oleh penalangan utang atau pengambilalihan oleh negara.
"Saya melihat sebagai pengusaha bahwa krisis itu akan sangat berat dibanding 2008. Karena masalah yang paling utama itu yang krisis adalah negara, dulu kan yang krisis sektor keuangan. Perusahaan itu bisa ditutup semua, tetapi kalau negara kan tidak bisa ditutup," tuturnya.
Sofjan menilai dampak krisis itu sudah bisa dirasakan di Indonesia dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang kini berada pada kisaran Rp9.000.
"Semua akan merembet dan kita akan kena juga karena pasaran luar negeri itu langsung menciut dan mereka tidak akan membeli barang kita," ujarnya.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan, menurut dia, adalah menggerakkan dan menguasai ekonomi dalam negeri melalui investasi dan pengembangan dunia usaha.
Selain itu, lanjut Sofjan, dibutuhkan pembangunan infrastruktur sehingga lebih banyak lapangan kerja yang bisa diciptakan.
Dunia usaha, kata dia, bersedia untuk bekerjasama dengan pemerintah untuk menghindari dampak krisis keuangan global melalui investasi sehingga perekonomian dalam negeri bisa tetap tumbuh.
Meski demikian, Sofjan mengatakan dunia usaha masih mengalami hambatan untuk berinvestasi seperti terbentur masalah pertanahan, tata ruang, serta infrastruktur.
"Ini dijawab dan didiskusikan dengan Presiden secara panjang lebar dan dijawab satu per satu. Ditugaskan menteri-menteri untuk membantu kita bekerja sama sehingga krisis ini dampaknya bisa secuil buat kita dan insentif dan regulasinya yang mengganggu ini dijanjikan akan diselesaikan," tuturnya.
Sofjan mengatakan dunia usaha telah memberikan usulan nyata kepada pemerintah untuk menggerakkan perekonomian dalam negeri seperti meningkatkan produksi pertanian, infrastuktur, dan pembangunan industri energi terbarukan.
"Semua kita bicara dengan detil dan Presiden menanggapi dengan positif dan mengajak kita semua untuk kerja sama. Karena kalau tidak bersama-sama ini akan berat sekali. Kita bersama-sama menghadapi krisis ini dan bagaimana kita kalau investasi karena krisis ini terhambat atau terlunta. Kita dalam negeri harus investasi," tuturnya.
Para pengusaha yang tergabung dalam Apindo, menurut Sofjan, siap untuk berdiskusi rutin setiap tiga bulan sekali dengan pemerintah guna merumuskan cara menghindari dampak krisis keuangan global.@@@
Tulisan ini sebagian besar merupakan kutipan dari tulisan yang berjudul

Apindo: Dampak Krisis Lebih Parah dari 2008, http://id.berita.yahoo.com/apindo-dampak-krisis-lebih-parah-dari-2008