Wednesday, September 21, 2011

INVESTASI SEKTOR RIIL VERSUS NON RIIL?

Investasi sektor riil pada kenyataannya bukan merupakan versus dari sektor non riil, tetapi merupakan dua konsep yang saling melengkapi.  Investasi sektor riil merupakan trend pada jamannya, dan kemudian perlahan-lahan berkembang juga investasi sektor non riil karena perkembangan bahkan terjadi perubahan paradigma berpikir tentang investasi, ditunjang lagi dengan perkembangan teknologi informasi di mana investasi yang dilakukan tidak mesti dihandle secara langsung secara fisik tetapi dapat dilakukan dengan cara-cara yang lebih smart misalnya dalam bidang finansial, ‘jadikan uang bekerja untuk anda’.
Investai sektor riil berkembang dengan pesat pada tahun 1970 -1990-an. Yang dimaksdukan dengan sektor riil seperti perkebunan dan property.  Dalam kurun waktu tersebut sektor riil benar-benar booming, diminati banyak orang, banyak orang tertarik untuk menginvestasikan uangnya dalam sektor ini.  Pertama, dengan berinvestasi di sektor ini maka para investor akan menikmati banyak profit atau mendapatkan kembalian investasi relatif banyak. Kedua, para konsumen pun masih terpola dengan pandangan bahwa memiliki property merupakan suatu gengsi tersendiri, apakah memilikinya dengan cara cash atau credit. Terutama dalam kaitan dengan kredit, maka apakah boleh dikatakan bahwa mental masyarakat Indonesia adalah suka kredit? Bukan  untuk kredit produktif tetapi untuk kredit konsumtif. Ketika terjadi krisis moneter yang berkepanjangan, masyarakat yang suka akan kredit konsumtif ini tidak dapat mengembalikan alias tidak dapat mengangsur lagi, dan di sinilah terjadilah neraka bagi para investor sektor riil (karena kredit macet), harus berubah haluan ke cara investasi yang lebih menantang yakni berinvestasi di sektor non riil, pasar finansial, dimana return on investmentnya dapat diperoleh dalam tempo yang singkat.
Walaupun demikian investasi di sektor non riil tidak dapat menggantikan peran sektor riil. Investasi sektor non riil kini ada untuk melengkapi investasi sektor riil. Persoalan selanjutnya adalah di manakah perbedaannya bila tidak bisa dipertentangkan satu sama lain, tetapi kedua-duanya saling melengkapi satu sama lain?
Investasi pada sektor riil membutuhkan modal yang banyak dan dan waktu yang relatif lama untuk berkembang dan dengan demikian maka membutuhkan waktu yang panjang untuk memperoleh kembalian investasi atau return on investment. Contohnya, demi kepentingan investasi, pak Yanto mengeluarkan sejumlah besar uang untuk membeli sebuah rumah di Jl. Jendral Sudirman Salatiga. Faktanya, berinvestasi di bidang perumahan seperti ini, nilainya tidak pernah menurun tetapi bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Persoalannya mulai muncul di sini, setelah beberapa tahun pak Yanto hendak mencairkan investasinya itu, dan pak Yanto harus mencarikan seseorang yang memiliki uang untuk membeli rumah itu. Kemungkinan nilainya sudah meningkat sekian banyak persen dari nilai investasi awalnya. Betapa sulitnya mendapatkan seseorang untuk membeli rumah tersebut.
Lain halnya dengan investasi di sektor keuangan. Setiap orang butuh uang. Karena itulah perputaran uang sangat cepat. Orang bilang investasi di sektor keuangan merupakan investasi yang sangat likuid atau lancar.
Kaitannya dengan investasi di bidang forex. Forex (Foreign exchange)  trading merupakan suatu investasi di bidang keuangan dan memiliki resiko tinggi dalam hal kembalian investasinya, di satu sisi merupakan High Yield Investment Program tetapi juga di lain sisi merupakan High risk Investment Program. Dalam hal ini kesempatan untuk mendapat kembalian sangat cepat, dalam hitungan detik tetapi juga sebaliknya kesempatan untuk kehilangan uang pun dalam hitungan detik.
Tetapi di sinilah perlunya pemahaman tentang high yield investment dan high risk investment, karena semua bentuk investasi apa pun pasti memiliki dua sisi yakni resiko profit (untung) atau loss (rugi). Semakin besar peluang untung mendapatkan untung maka semakin besar pula resiko untuk rugi. Keputusan untuk melakukan investasi adalah hak setiap orang untuk melakukannya. Apakah di sektor riil dan/atau finansial? atau apakah sebaiknya tidak perlu berinvestasi supaya tidak rugi atau untung sama sekali? Do the best @@@