Saturday, April 14, 2012

INFLASI SEBAGAI PENCURI NILAI UANG?

 
Inflasi dapat dikatakan  pencuri nilai uang kita. Apakah kita sadar atau tidak,  inflasi tidak dapat dihindari dan selalu terjadi setiap tahun. Praktisnya, inflasi dapat mengakibatkan seseorang mengalami antara kenyataan sebagai berikut:
Nyonya A biasanya membeli beras 10 kilogram dengan jumlah uang 8000, koch sekarang bila ke pasar jadinya hanya 7 kilogram padahal dengan nominal uang yang sama. Apakah kenyataan anda pernah mengalami hal tersebut? Hal ini karena inflasi telah menggerogoti.
Individu tentu tidak bisa menolak terjadinya penurunan nilai mata uang ini. Asumsikan saja sebagai faktor eksogen, yaitu faktor luar yang harus diterima apa adanya (given) oleh individu.

Dalam ilmu ekonomi,
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Bandingkan http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Bank Indonesia yang bekerja mengendalikan, karena tujuan kebijakannya adalah menetapkan inflasi yang dijadikan target.
Oleh karena inflasi tidak dapat dihindari maka perlu kebijaksanaan bagaimana menghadapinya.

Dalam kaitan dengan hal ini, Investasi merupakan  jawaban bijak yang perlu dipertimbangkan berdasarkan beberapa tujuan di bawah ini:

Pertama, sebagai lindung nilai. Ada investasi yang sekadar ingin melindungi nilai aset agar tidak tergerus inflasi. Karena itu, yang perlu dikenali pada prinsip ini adalah seberapa besar inflasi akan menggerogoti keuangan kita.

Simaklah pengumuman Bank Indonesia atau pemerintah tentang target inflasi. Jika ada perbedaan, sebagai antisipasi, ambil yang tertinggi plus 2 persen – biasanya Bank Indonesia menetapkan plus minus 1 persen.

Katakanlah nilai inflasi 7 persen. Seandainya investasi yang ditanam hanya memiliki tingkat pengembalian 8 persen, tentu tidak aman. Sebab pada inflasi, ada plus minus 2 persen.

Kedua, sebagai simpanan untuk hari tua.

Tentukan dulu, kapan uang hasil jerih payah itu ingin dinikmati. Setelah itu, baru tentukan berapa nilai yang akan ditanam. Perlu diingat, investasi untuk kepentingan seperti ini bersifat jangka panjang. Jangan lupa, sesuaikan jatuh temponya dengan target yang sudah ditetapkan.

Target pendapatan investasi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup saat jatuh tempo. Seharusnya lebih ringan, namun bukan tak mungkin tetap jadi beban seandainya pada saat yang sudah ditargetkan itu masih ada beban bawaan, misalnya cicilan rumah, tagihan kartu kredit, atau premi asuransi lain.

Ketiga, dalam rangka mengantisipasi ketidakpastian daya beli di masa depan. Biasanya ini untuk jangka menengah. Karena itu, investasi yang dipilih harus memiliki kepastian yang baik. Jika tidak justru risiko masa depan akan besar, seperti penurunan nilai pendapatan atau adanya pembayaran yang masih berlangsung.

Ketidakpastian yang kita miliki, bisa jadi akibat institusi tempat bekerja sekarang memiliki masa depan yang agak kurang pasti. Atau, bekerja lepas sehingga tidak ada kepastian rencana karir atau kenaikan pendapatan.

Keempat, untuk memelihara kelangsungan pendapatan. Agak berbeda dengan pensiun yang bisa saja ditargetkan mendapatkan dana pada usia tertentu dengan cara gelondongan. Namun untuk memelihara pendapatan, akan lebih bijak jika perolehannya secara berkala. Apalagi seandainya ingin mempercepat pensiun.

Untuk itu, investasi yang dipilih sebaiknya mampu memenuhi atau memberikan pengembalian yang memadai. Yakni, sesuai dengan kebutuhan saat tiba batas usia tanpa pendapatan tetap.

Tentu masih ada kemungkinan pertimbangan lain yang sangat bervariasi sesuai harapan individu yang relatif berbeda satu dengan yang lain. Namun setidaknya, empat poin tersebut harus dipenuhi guna mengamankan masa depan keuangan.

Prinsipnya adalah jangan pernah mengabaikan inflasi. Apalagi hampir tidak mungkin pemerintah menekan inflasi secara konsisten, karena justru bisa berdampak buruk pada perekonomian.

Inflasi juga punya kebaikan, karena berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran. Inflasi tinggi sebagai sinyal perekonomian yang bergerak seharusnya membuat tingkat pengangguran turun.

Karena itu, siasati inflasi malah lebih bijak. Jadikan masa depan oleh diri sendiri, salah satunya dengan investasi yang tepat dan bijak.

@@@@@

Pertimbangkanlah secara matang bila anda akan memulai trading forex. Forex trading memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi. Anda bisa kehilangan dana dalam jumlah besar bahkan hingga seluruhnya. Stefan Sikone