Dalam berinvestasi, ada beberapa
prinsip dasar yang harus dipahami oleh investor. Entah itu investasi saham,
tabungan, obligasi atau reksadana dan lain sebagainya.
Secara mendasar ada 2 tujuan dalam orang melakukan investasi,
1. Bagaimana caranya mendapatkan atau meningkatkan keuntungan.
2. Bagaimana caranya untuk menurunkan biaya
Tingkat Pengembalian Hasil
Semakin tinggi tingkat pengembalian hasil investasi maka semakin baik untuk
dipilih. Harus diperhatikan juga modal awal yang dimiliki. Jika modal awal yang
dibutuhkan sama besarnya, logis-lah apabila kita memilih yang rate of return
nya lebih besar. Lebih bagusnya lagi apabila kita bandingkan dengan produk
investasi sejenis, semisal Anda tertarik dengan investasi reksadana, didalam
reksadana sendiri terdapat beberapa jenis, Anda bisa mempertimbankan reksadana
saham dibanding reksadana pendapatan tetap yang memberikan imbal hasil lebih
tinggi, akan tetapi risiko nya pun tentu saja akan berbeda.
Risiko Investasi
Kalau Anda merasa tertarik investasi di Saham, jangan pernah tertipu oleh
pialang yang menjanjikan 100% bebas risiko. Setajam apapun analisis mereka,
sedekat apapun informasi yang mereka dapatkan dari sumber, seaman apapun
strategi portofolio yang mereka terapkan, sebuah investasi tetap beresiko!.
Ada 2 jenis risiko dalam dunia investasi:
Risiko Eksternal, risiko yang dapat dialami seorang investor, dimana
faktor pencetusnya berasal dari luar lingkungan investasi. Semisal: bencana
alam, kebijakan pemerintah seperti perpajakan atau kurs suku bunga, atau adanya
peraturan yang mengubah cara main dalam suatu sarana investasi.
Risiko Internal, tentunya kebalikan dari risiko eksternal, faktor
pencetusnya berasal dari lingkungan investor itu sendiri. Semisal, kinerja
perusahaan pialang, persaingan antar investor, perilaku konsumen dan lain-lain.
Kesimpulannya begini, jika Anda dihadapkan pada piihan investasi yang
membutuhkan jumlah modal yang sama dan memberikan imbal hasil yang sama, pilih
yang memiliki risiko paling rendah.
Semisal jika rate of return dari pilihan investasi saham, usaha toko buku,
deposito memiliki imbal hasil yang sama 20% dalam setahun. Maka pilihlah
deposito, karena memiliki risiko yang paling minim. Sayangnya, ada ga sih
deposito yang memberikan return sampai dengan 20% ?
Tingkat Inflasi
Inflasi diperhitungkan dalam ber investasi karena memilki keterkaitan dengan
nilai waktu dari uang. Seperti kita ketahui, jumlah dari uang yang kita milki
sekarang akan berubah nilainya pada masa mendatang.
Semisal dengan Rp10.000 Anda bisa membeli 2 botol minuman ringan pada saat ini,
belum tentu dalam 5 tahun mendatang minuman ringan tersebut memiliki harga yang
sama, bisa jadi lebih mahal atau lebih murah (deflasi, hampir jarang terjadi!)
Kita ambil contoh dalam menabung di bank. Menabung di bank pada dasarnya adalah
Anda meminjamkan uang kepada orang lain dengan menggunakan jasa pihak bank.
Uang yang berhasil dikumpulkan oleh bank dari deposannya itu akan disalurkan
kepada para nasabah yang akan membutuhkan pinjaman dalam bentuk kredit, apapun
bentuknya. Tentunya bank akan menetapkan suku bunga yang tinggi kepada para
peminjam dibanding dengan para deposannya, karena selisih bunga merupakan salah
satu penghasilan bank.
Kita tak pernah ambil pikir tentang uang yang kita simpan di bank karena uang
kita akan aman disimpan disana, dan kita pun mendapatkan keuntungan dari bunga
yang didapat dari uang yang kita endapkan.
Pertanyaanya, bagaimana jika tingkat kenaikan inflasi lebih tinggi daripada
suku bunga bank tersebut? Setiap tahun Anda akan merugi apabila tingkat inflasi
lebih tinggi daripada bunga bank tersebut. Yakin Anda akan menyimpan semua aset
Anda di bank?
Kesimpulannya adalah, bukan hanya tingkat rate of return suatu investasi harus
tinggi, tetapi imbal hasil yang ditawarkan tentunya harus melebihi dari inflasi
tahunan di suatu negara. Jika tidak, buat apa kita berinvestasi, mending
digunakan untuk belanja yang bermanfaat atau memang dibutuhkan.
Jangka Waktu Pengembalian
Sering disebut dengan payback period, artinya seberapa cepat investasi akan
memberikan imbal hasil untuk kita. Semakin cepat sebuah investasi memberikan
imbal hasil untuk kita maka semakin baik instrumen investasi tersebut.
Jangka waktu pengembalian hasil investasi ini sendiri biasanya ditentukan oleh
tujuan investasinya, apakah untuk investasi jangka pendek, menengah atau
panjang. Misal sebuah instrumen investasi membutuhkan waktu lama sampai dengan
10 tahun atau lebih, bagi mereka yang memang mencari manfaat investasi jangka
panjang memang itulah yang dibutuhkan.
Sebagai contoh investor yang memilih untuk berinvestasi dalam unit link sebuah
produk investasi, memang tujuan utamanya adalah proteksi dari produk asuransi
tersebut, tetapi setelah kewajiban preminya selesai, dia akan mendapatkan
manfaat investasi dari unit link tersebut, bisa jadi dalam jangka waktu 20-30
tahun. Sambil menyelam minum air, mendapatkan proteksi sekaligus investasi
meskipun dengan imbal hasil yang tidak terlalu tinggi namun dengan jangka waktu
panjang dan risiko minim.
Likuiditas
Dalam investasi terkadang investor memperhatikan kemudahan pencairan dari
instrumen investasi yang mereka pilih. Semakin likuid semakin baik. Alasannya
adalah dalam dunia politik yang tidak menentu dan kondisi perekonomian suatu
negara yang relatif labil, segala sesuatu dapat terjadi dan mempengaruhi
kinerja instrumen investasi yang kita pilih, semisal saham dan forex.
Uang kontan tentunya memilki likuiditas yang tinggi, karena diterima semua
orang dan dapat ditukarkan dengan barang/jasa dimana saja dan kapan saja.
Tabungan tentu lebih likuid daripada deposito, karena dapat dicairkan saat itu
juga via atm, sementara depositu harus mengikuti aturan main yang disepakati
diawal, entah bulanan, tahunan dan sebagainya.
Likuiditas dibutuhkan untuk menghindari risiko eksternal yang fatal semisal
bencana alam, kudeta, perang, aksi massa dan lain sebagainya. Apabila risiko
ini terjadi, semakin likuid investasi Anda makan semakin mudah bagi Anda untuk
menariknya dan memindahkannya ketempat yang aman, ke luar negeri misalnya.
Teori Portofolio
Ini adalah yang terakhir, sering kita dengar istilah dont put your egg in one
basket. Jangan pernah menaruh dana kita dalam satu investasi. Tujuan mendasarnya
adalah agar kita tidak mengalami kerugian besar jika investasi yang kita pilih
tersebut gagal.
Banyak investor yang memilih untuk membaginya ke beberapa tempat, semisal 50%
untuk membuka usaha, 30% untuk investasi aset properti dan 20% untuk deposito.
Apabila usaha tersebut ternyata bangkrut masih ada properti dan deposito untuk
menyambung hidup.
In the End
Jika Anda memilki aset atau dana, dan Anda tidak ingin dana tersebut menguap
dengan percuma entah karena inflasi atau untuk menghindari keinginan belanja
hal-hal yang tidak perlu.
Tentunya Anda berharap supaya dana anda berkembang di masa mendatang. Untuk
dapat memenuhi harapan ini, dana tersebut “dikimpoikan” dengan berbagai macam
sarana investasi yang ada. Tentunya dalam memilih sarana investasi diperlukan
berbagai pertimbangan dan semoga prinsip-prinsip diatas dapat membantu Anda
dalam berinvestasi. Salam Sukses!
===================Pertimbangkanlah secara matang bila anda akan memulai trading forex. Forex trading memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi. Anda bisa kehilangan dana dalam jumlah besar bahkan hingga seluruhnya. Kami tidak bertindak atas nama pialang berjangka manapun dalam melakukan trading forex.