Stefan
Sikone, MM
(Tulisan
ini mengisahkan tentang bagaimana aku menjadi seorang pedagang Forex Sejati)
Bagian I
Aslinya, aku adalah seorang anak petani, dan mestinya juga
aku seorang petani seperti ayahku. untuk
membuktikan pepatah, “Buah jatuh, tidak jauh dari pohon”. Tetapi, nyatanya
sekarang aku adalah seorang pedagang forex, trader forex. Keren bukan?
Proses untuk menjadi seorang trader forex bagiku memang
sangat panjang. Soalnya harus mengubah paradigma lamaku seorang petani menjadi
seorang pedangang itu tidaklah mudah. Butuh waktu bertahun-tahun, untuk belajar
sampai pada akhirnya paradigma lama diganti dengan paradigma yang baru, menjadi
seorang pedagang forex, (walau tak harus
100% meninggalkann paradigm lamaku seorang petani karena bagaimana pun juga aku adalah seorang
yang pernah dididik oleh ayahku untuk menjadi petani)
Aku berkiprah dalam bidang perdagangan sejak tahun 1995.
Sebenarnya ini juga karena kebetulan. Kebetulan menjadi seorang salesman buku
di Jogyakarta, tepatnya di suatu perusahaan namanya PT DIS, sebuah perusahaan
yang bergerak untuk bidang penjualan buku kamus berbahasa asing, dalam bentuk
paket dan berserial. Walaupun sepertinya
kebetulan namun saya sungguh senang dengan pekerjaan ini dan sungguh
menikmatinya.
Setiap hari berkeliling dari kantor ke kantor, rumah ke rumah
untuk mengetok pintu hati orang supaya bisa membeli produk buku yang
kutawarkan. Sungguh berat memang untuk menekuni pekerjaan sebagai seorang
penjual buku ini karena realitanya ketika saya mempresentasikannya kepada orang-orang
yang kutemui mereka malah mencibirku dan pokoknya kalau disimpan dalam hati
maka pekejaan ini tidak dapat dilakukan seperti yang kulakukan setiap hari.
Saya tetap menekuninya dengan senang hati. Tiap hari tetap berangkat kerja.
Namun satu hal lain yang membuat saya benar-benar mengerti
Jogyakarta dan sekitarnya ya dari pekerjaan sebagai salemesman ini. Setiap hari
saya berangkat kerja dan menjangkau banyak tempat, dan bertemu dengan banyak
orang di lapangan. Sungguh-sungguh suatu rekreasi yang menarik. Setelah berada
beberapa bulan di Jogyakarta kami sekelompok tim akhirnya dikirimkan ke luar
Jogyakarta, memperluas wilayah jangkauan yakni ke Tegal, Porwokerto, Banyumas,
Cirebon, dan pokoknya hampir seluruh Jawa Tengah. Pengetahuanku semakin
bertambah dari segi kewilayahan. Saya
sungguh-sungguh menikmati pekerjaan ini
walau dari segi keuangan ya ngas ngos karena penghasilan dari pekerjaan seorang
salesman di tempatku ini adalah komisi, artinya bila berhasil satu paket baru
bisa dapat komisi, kalau tidak ya tidak dapat uang.
Fakta menjadi seorang salesman ini sungguh-sungguh menjadi
pelajaran yang menarik buat saya. Pertama, salesman bagiku merupakan pekerjaan
pertama yang menantang saya untuk menjadi seorang pedagang yang harus sabar,
tekun, dan selalu menikmati setiap dinamika perjuangan dari sisi positif. Saya
jadi teringat bahwa ketika saya menawarkan buku untuk konsumen yang tidak suka
akan buku dan juga mungkin tidak suka sama saya sebagai seorang salesman maka konsumen tersebut bahkan bisa
mengusirku dengan kata-kata yang kasar
dan saya sebagai seorang salesman mau atau tidak hanya bisa tersenyum kecut dan pergi, seolah-olah tidak ada
apa-apa, padahal dalam hati ini sungguh bercampurbaur perasaan malu dan jengkel.
Kedua, saya tetap berangkat mengikuti ritme kerja yang sudah diset oleh perusahaan, pokoknya harus menjual
karena bila tidak menjual maka anda tidak dapat komisi. Dan itu saya lakukan,
sampai akhirnya saya menyimpulkan bahwa ternyata menjadi salesman itu menarik ya.
Nyatanya juga ada yang mau beli buku-buku yang saya tawarkan. Orang bisa membeli
buku yang saya tawarkan karena memang dia butuh artinya karena konsumen
tersebut membutuhkan buku-buku yang kujual itu untuk kepentingannya belajar,
atau mungkin untuk anaknya dan lain-lain. Biasanya kalau bertemu dengan tipe
orang ini maka saya selalu terseyum lebar karena proses negosiasinya tidak lama
dan saya segera ambil uangnya yang mana selanjutnya diserahkan kepada
perusahaan, dan sudah pasti dapat komisi. Orang bisa membeli buku yang
kutawarkan karena merasa iba sama saya artinya konsumen itu begistu kasihan
sama saya yang setiap hari berpeluh keringat untuk memikul buku dan
menawarkannya kepada orang-orang yang kutemui. Kalau bertmu orang seperti ini
saya jadi teringat bahwa memang kita harus memiliki rasa kasihan pada sesama
yang benar-benar mau bekerja keras,
memgeluarkan keringatnya untuk mendapatkan sesuap nasi. Bila ketemu orang
seperti ini pun biasanya negosiasinya begitu singkat, terjadilah jual beli.
Sementara itu ada satu tipe kosumen lain yang saya mau uraikan dengan
penjelasan seperti ini, seseorang membeli
buku yang saya tawarkan karena memang
ingin secepatnya mengusirku pergi, dalam hal ini dia tidak mau lihat mukaku
terus menerus datang dan mengganggunya sehingga cabut uang dan bilang baik saya
beli bukumu tetapi pergi dari sini. Saya melihat orang seperti ini sebagai
orang yang tidak suka diganggu oleh orang lain apalagi dengan profesi saya
seorang salesman. Proses negosisiai bila ketemu orang seperti ini memang agak
sulit memang karena terkadang waktu bertemu dia bilang baiklah akan saya
pertimbangkan dulu dengan keluarga atau melihat kondisi keuanganku dan
sebagainya, harapan yang diberikan inilah yang biasanya membuatku untuk kembali
dan kembali lagi untuk menanyakan bagaimana pertimbangannya. Padahal seharusnya
dia sudah tidak mau saya datang lagi ke dia namun mengusirkan secar halus saja.
Namun maklumlah saya sebagai orang yang butuhkan uang pasti akan selalu
berpikir bahwa konsumen yang satu ini potensial sekali dan harus kuulangi lagi.
Walaupun pada akhirnya dia harus membeli supaya saya tidak usaha datang lagi
namun saya tetap senang juga dapat komisi, perusahaan tentu juga senang.
Sampai di sini dulu ya nanti kita sambung pada bagian kedua
pada tulisan berikutnya.
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi bagi pembaca yang
mampir di blog ini.
Terima kasih
================
Pertimbangkanlah secara matang bila anda akan memulai trading forex. Forex trading memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi. Anda bisa kehilangan dana dalam jumlah besar bahkan hingga seluruhnya. Kami tidak bertindak atas nama pialang berjangka manapun dalam melakukan trading forex.