Friday, October 21, 2016

BELAJAR DARI PENGALAMAN

Inspirasi untuk renungan hari ini saya ambil dari Injil Luk. 12:54-59, sesuai dengan kalender Liturgi Gereja Katolik tahun C, 2016.

Refleksi ini saya beri judul: BELAJAR DARI PENGALAMAN. Ya, pengalaman adalah guru yang mengajarkan kita sesuatu. 12:54 Yesus berkata pula kepada orang banyak:, "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. 12:55 Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. 
Pengalaman mengajarkan sesuatu yang pasti sudah terjadi. Pengalaman bisa digunakan untuk memperkirakan kejadian yang akan datang. Mungkinkah orang-orang yang mendengar pengajaran Yesus secara langsung waktu itu tidak pernah menjadikan pengalaman untuk memprediksi, menilai apa yang akan terjadi pada mereka. 12:56 Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
Okelah, kita tidak usah mempersoalkan kritikan Yesus di atas, tetapi bersyukur bahwa Yesus sebagai guru kita ingin agar kita bijak dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan jiwa kita  sama seperti dalam masalah-masalah lahiriah.

Ada dua hal yang dikhususkan-Nya di sini:
I. Yesus membiarkan kita  belajar memahami jalan Allah, supaya kita dapat mempersiapkan diri sesuai dengan apa yang kita pahami. Selanjutanya baca ayat-ayat KS dalam perikop di atas, ganti kata mereka dengan kita (saya) “Mereka bijaksana dalam hal cuaca, dan dengan mengamati angin dan awan mereka bisa memperkirakan kapan hari akan hujan dan kapan hari akan panas terik (ay. 54-55), dan sesuai dengan prakiraan cuaca mereka itu, mereka akan memasukkan jerami atau gandum ke dalam rumah mereka, atau menjemurnya di luar, atau membawa bekal-bekal tertentu ketika bepergian.
Bahkan untuk perubahan-perubahan cuaca, Allah memberikan peringatan kepada kita akan apa yang segera terjadi, dan ilmu pengetahuan kini telah mengembangkan berbagai cara untuk lebih bisa memantau gejala perubahan cuaca. Perkiraan cuaca yang dirujuk di sini timbul dari berbagai pengamatan yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap rantaian sebab akibat. Dari apa yang telah terjadi kita bisa menduga apa yang akan terjadi. Lihatlah manfaat apa yang dapat diambil dari pengalaman; dengan memberi perhatian, kita bisa memberi peringatan. Orang yang bijak akan mengamati dan belajar.

II. Biarlah mereka segera berdamai dengan Allah selama masih ada waktu, sebelum segalanya terlambat (ay. 58-59). Masalah ini sudah kita lihat dalam kesempatan lain (Mat. 5:25-26).

1. Dalam perkara-perkara duniawi, kita bersikap bijak jika bersepakat dengan orang-orang yang tidak bisa kita lawan, jika berdamai dengan musuh kita dengan syarat-syarat terbaik yang bisa kita ajukan, sebelum mereka mengambil jalan keadilan dan kita diserahkan kepada kerasnya hukum: "Jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, untuk mengajukan perkara kalian, dan engkau tahu bahwa musuhmu akan menang melawanmu, maka engkau sedang terancam dilemparkan ke dalam penjara; karena itu, cara terbijak bagimu adalah menyelesaikan permasalahan ini di antara kalian sendiri.
Berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya engkau dibebaskan, supaya penghakiman tidak dijatuhkan, dan supaya engkau tidak dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku." Orang bijak tidak akan membiarkan perselisihan mereka semakin menghebat, melainkan berusaha menyelesaikannya pada waktunya.

2. Marilah kita berbuat demikian juga dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan jiwa kita. Melalui dosa, kita menjadikan Allah musuh kita, dan kita telah membuat-Nya tidak berkenan kepada kita, sementara kebenaran dan kekuasaan ada pada-Nya. Karena itu tidak ada gunanya bagi kita untuk terus berselisih dengan-Nya entah dalam pengadilan ataupun dalam pertengkaran. Kristus, yang kepada-Nya segala penghakiman telah diserahkan, adalah pemerintah yang kepada-Nya kita harus segera menghadap.
Jika kita sedang berdiri dalam penghakiman-Nya, dan kita bersikeras untuk membenarkan diri, maka akibatnya akan balik menentang kita. Sang Hakim akan menyerahkan kita kepada pembantunya, pelayan-pelayan keadilan-Nya, dan kita akan dilemparkan ke dalam penjara neraka, dan utang kita akan ditagih sampai yang sekecil-kecilnya. Walaupun kita tidak bisa membayarnya secara utuh, kita akan terus dituntut sampai lunas, yang berarti tidak akan terpenuhi sampai pada kekekalan. 
Penderitaan-penderitaan Kristus berlangsung singkat, namun nilai yang terkandung di dalamnya membuat utang-utang kita terbayar lunas. Dalam penderitaan-penderitaan orang berdosa yang terkutuk, apa yang tidak terbayarkan itu harus dilunasi dalam waktu yang tidak berkesudahan. Nah, dengan menimbang semuanya ini, marilah kita berusaha dengan tekun untuk dibebaskan dari tangan Allah sebagai musuh dan diserahkan ke dalam tangan-Nya sebagai Bapa, dan marilah kita melakukannya selama di tengah jalan, seperti yang sangat ditekankan dalam perumpamaan ini.
Selama kita hidup, kita berada di tengah jalan, dan sekaranglah waktu kita itu, dengan bertobat dan beriman kepada Kristus (yang adalah Pengantara sekaligus Pemerintah), untuk menyelesaikan perselisihan kita, selagi masih dapat dilakukan dan sebelum segalanya terlambat.
 Demikianlah Allah di dalam Kristus mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dengan meminta kita untuk sungguh-sungguh berdamai dengan-Nya. Marilah kita berpegang pada lengan Tuhan yang terentang lebar menawarkan kemurahan-Nya ini, supaya kita dapat berdamai, dan mencari damai (Yes. 27:4-5), sebab kita tidak bisa berjalan bersama selama kita tidak seiring. @@@

Deo Gratia
====================
Pertimbangkanlah secara matang bila anda akan memulai trading forex. Forex trading memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi. Anda bisa kehilangan dana dalam jumlah besar bahkan hingga seluruhnya. Kami tidak bertindak atas nama pialang berjangka manapun dalam melakukan trading forex.