Insipirasi Injil Lukas 12: 1-2 berdasarkan kalender liturgi Katolik tahun C,
di tahun 2016.
Waspadalah terhadap ragi orang-orang Farisi,
demikianlah kata Yesus ketika memberikan pengajaran khusus kepada para
muridNya.
Wui…inilah saat yang tepat bagi Yesus untuk
mengajar para murid, namun didengar juga oleh banyak orang yang sedang berkerumun
sehingga berdesak-desakan.
Para murid Yesus memang selalu diberikan
peringatan untuk selalu berwaspada. Ini tanda perhatian yang sangat besar dari
Yesus. Siapa lagi yang harus memberikan peringatan, kalau bukan Yesus sebagai
guru mereka?
Apa yang harus diwaspadai? Sekali lagi
terhadap ragi orang Farisi. Mengapa harus ragi orang Farisi yang perlu
diwaspadai?
Sebelum berlangkah lebih lanjut inilah sedikit
penjelasan tentang kata ragi dan Siapakah orang Farisi itu sehingga Yesus
memperingatkan sedemikian?
Ragi dipergunakan untuk membusukkan makanan
atau mengembangkan sebuah adonan untuk dimasak menjadi roti. Ragi kerap menjadi simbol
dosa karena sifatnya yang membusukkan seperti dikatakan:
“Karena
itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi
keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian
dan kebenaran” (1 Kor 5:8)
Ragi menjadi simbol pengaruh yang tidak
baik karena sifatnya yang dapat mengubah suatu bentuk kepada bentuk yang lain
sebagaimana dikatakan:
“Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh
adonan” (Gal 5:9)
Ragi dalam hal ini merupakan lambang kejahatan. Akibat peragian
dan kebusukan yang dihasilkan merupakan lambang pekerjaan kotor dari dosa di
dalam hati manusia. Itulah sekilas tentang ragi.
dalam hati manusia. Itulah sekilas tentang ragi.
Sedangkan dalam bacaan tersebut, dikatakan
ragi orang Farisi. Ada 3 hal ragi orang
Farisi yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Orang-orang Farisi adalah kelompok pengajar agama Yahudi ( taurat ) yang berada dalam Bait Allah; namun kelompok ini walaupun menjadi pengajar, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya, atau memberi contoh / teladan terhadap ajarannya.
2. Ragi orang Farisi adalah pemimpin yang
tugasnya menyampaikan “ kebenaran “ tapi dalam praktek hidupnya merekapun
mengadopsi filosofi dunia ini, mencampur-adukan adat istiadat dan bahkan
kepercayaan lain di dalam ajarannya.
Kalau sudah sudah mendapatkan gambaran tentang
ragi orang Farisi, seterusnya bagaimana?
Kita lanjutkan
dengan mendengarkan mendengarkan kotbah berikut ini: